SIAPA YANG SALAH??


Pendidikan perguruan tinggi terasa keren dan meyakinkan, karena belum tentu semua orang dapat menikmatinya, mungkin karena masalah ekonomi, kemampuan intelektual dan persoalan lain. orang-orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi kadang kala diberi standar tinggi dan dianggap mampu menyelesaikan semua masalah padahal masing-masing yang menempuh pendidikan mempunyai fokus kajian ilmu yang berbeda, harapan ini tentu saja tidak berlebihan toh orang-orang yang memberi standar itu tidak mengerti dan tidak mampu membedakan kajian ilmu yang sedang ditempuh seseorang. nha sebagai seorang yang sudah menempuh pendidikan tinggi diharapkan mampu untuk menjelaskan persoalan ini sehingga tidak disalahartikan. dari hal kecil seperti ini orang yang menenmpuh pendidikan tinggi juga diharpkan mampu mencerahkan masyarakat melalui fokus kajian ilmu yang dimilik. tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaiman jika orang yang menempuh pendidikan tinggi yang diharpkan mampu mencerahkan masyarkat tidak mampu mengemban tanggung jawab itu. apa yang akan terjadi? atau yang lebih parahnya lagi jika pendidik yang mendidik tidak mampu mendidik dengan benar, sehingga akhirnya menimbulkan persoalan baru yaitu orang-orang terdidik tidak mampu lagi mencerahkan tetapi mencari untung dengan membodohi orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan yang sama. 

Tetapi terkadang fenomena ini tidak ditangkap oleh pendidik dan terdidik, mereka hampir setiap hari membicarakan bagaimana menumpas kebodohan, bagaimana menumpas kemiskinanan, ketidakadilan, ketidaksetaraan tetapi mereka sendiri yang mempraktekkan itu dalam bangku pendidikan. mereka diajarkan untuk tidak adil, mereka diajarkan untuk tidak setara, mereka diajarkan saling menjatuhkan dan lain sebagainya. terus kalau begini siapa yang salah?

Saya akan bercerita sesuatu tentang kampus tercinta saya yaitu UKSW. kampus ini berada di sebuah kota kecil bernama salatiga dan terletak di bawah kaki gunung merbabu. kampus ini sering disebut sebagai indonesia mini, karena hampir semua suku di indonesia ada di kampus ini dan juga semua agama ada.

UKSW merupakan kampus yang menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi dalam semua segi apa saja yang bisa dimasuki. kalau yang belum tahu Tri Dharma perguruan tinggi saya akan sebutkan poin-poinnya saja yaitu : 1. pendidikan dan pengajaran. 2. penelitian dan pengembangan. 3. pengabdian kepada masyarakat. Dari penerapan tersebut mahasiswa maupun dosen di UKSW di harapakan mampu menjalankan tri dharma perguruan tinggi dimanapun dan kapanpun serta dalam kondisi apapun. 

Dalam tulisan saya kali ini hanya ingin menjelaskan bagaimana pendidikan dan pengajaran dalam suatu kelas yang saya ambil. awalnya proses pembelajaran dalam kelas ini sangat bagus dan mampu memacu mahasiswanya untuk saling mengkritisi satu sama lain. tetapi lama-kelamanaan dari mengkritisi bukan terletak pada perbaikan atas kesalahan tetapi lebih kepada arah menjatuhkan dengan konsep yang ditawarkan oleh dosen. sistemnya seperti ini jika saya bertanya dan tidak bisa dijawab maka nilai saya akan dikurangi 5 poin, tetapi jika saya jawabpun tidak ada penambahan nilai. pada awalnya saya tidak menyadari tetapi lama kelamaan saya melihat ko kita tidak di ajarkan untuk saling mengoreksi kesalahan tetapi malah menjatuhkan. menurut saya ini merupakan penerapan ketidakadilan yang secara kecil diterapkan. selama ini kita diajari peka terkait masalah sosial di masyarakat, kita diharapkan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat, tetapi diri kita yang dibodohi tidak mampu untuk peka apalagi menyelesaikan. seperti yang Tuhan yesus ajarkan engkau melihat selumbar dimata saudaramu tetapi balok dimatamu sendiri tidak kamu lihat.

Hal ini menjadi ketakutan saya sendiri ketika nanti mahasiswa diterjunkan ke masyrakat, apa yang akan terjadi mahasiswa tidak lagi memperhatikan persoalan yang terjadi dengan membantu mencerahkan masyaraakt tetapi akan mencari titik kebodohan dari masyarakat untuk mengambil untung dibaliknya. 

kalau begini siapa yang salah?????

Komentar

  1. mas ko corhat ??? itu adalah sistem kepentingan dan keuntungan aja mas. jadi yg salah itu yang mencetus praktek kepentingan dan keuntungan aja. Mungkin sistem dari dosen kurang bagus.

    BalasHapus
  2. hahha itu lagi bro. cara merubahnya bagaimana?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRONOLOGI PROSES PEMILIHAN REKTOR UKSW PERIODE 2017-2022

PEMBINA MENGAKHIRI POLEMIK PEMILIHAN REKTOR UKSW TAHUN 2017